Kamis, 07 Juni 2012

bahan ajar konsep asuhan neonatus


BAB II
KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA
Oleh :Tasliyah Noor Ningtiyas
1.      Deskripsi singkat
Mata kuliah ini membahas tentang adaptasi bayi baru lahir, rawat gabung, pencegahan infeksi dan asuhan bayi 2-6 hari
2.      Manfaat
Dengan mempelajari konsep asuhan neonatus, bayi, dan balita mahasiswa diharapkan akan mampu memberikan asuhan kebidanan  pada neonatus yang secara benar mengingat bahwasanya kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian
3.      Sasaran belajar
Setelah mengikuti pertemuan ini, mahasiswa diharapkan akan mampu  menjelaskan dan menerapkan konsep asuhan neonatus, bayi dan balita yang meliputi adaptasi bayi baru lahir, rawat gabung, pencegahan infeksi dan asuhan bayi 2-6 hari
4.      Penyajian
4.1. Adaptasi bayi baru lahir
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus . Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga Homeostatis.
Homeostatis adalah kemampuan mempertahankan fungsi fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan, termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterin (Muslihatun,2010).
Beberapa perubahan fisiologis yang dialami bayi baru lahir antara lain yaitu :
4.1.1.      Sistem pernapasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi pada waktu 30  detik pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan napas  dengan merintih sehingga udara bisa tertahan di dalam. Untuk  frekuensi dan dalamnya nafas belum teratur. Apabila surfaktan kurang, maka alveoli akan kolaps  dan paru paru kaku, sehingga terjadi atelektatis.
Dalam kondisi seperti ini (anoksia), neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme anaerob  (Dewi, 2010).
4.1.2.      Suhu Tubuh
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi.
Gambar 2.1. Mekanisme Hilangnya panas pada bayi baru lahir
Terdapat empat kemungkin  mekanisme yang dapat menyebabkan bayi kehilangan panas yaitu :
4.2.1.2.Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas dari objek hangat dalam kontak langsung dengan objek yang lebih dingin (Walsh, 2007).
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung).
Sebagai contoh, konduksi bisa terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir  (Dewi, 2010).
4.2.1.3.Radiasi
Kehilangan panas melalui radiasi terjadi ketika panas dipancarkan dari bayi baru lahir keluar dari tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda).
Contohnya, membiarkan bayi baru lahir dalam ruangan ber AC tanpa pemanas, membiarkan bayi baru lahir dalam keadaan telanjang, atau menidurkan bayi baru lahir berdekatan dengan ruangan yang dingin (Dewi, 2010).
4.2.1.4.Konveksi
Konveksi terjadi saat panas hilang dari tubuh bayi ke udara di sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara).
Contohnya konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, atau membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas
4.2.1.5.Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
Apabila bayi baru lahir diletakkan dalam suhu kamar 25°C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi yang besarnya 200 kg/BB, sedangkan yang dibentuk hanya sepersepuluhnya saja  (Dewi, 2010)
4.1.3.      Metabolisme
Luas permukaan tubuh nonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi  diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.
Pada jam jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapatkan susu kurang lebih pada hari ke enam, pemenuhan kebutuhan energy bayi 60% didapatkan dari lemak dan 40% didapatkan dari karbohidrat. (Muslihatun, 2010).
4.1.4.      Sistem peredaran darah
Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses penghantaran oksigen ke seluruh tubuh , maka terdapat perubahan, yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta.
Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah, dimana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara meningkatkan atau mengurangi resistensi.
Perubahan tekanan sistem pembuluh darah dapat terjadi pada saat tali pusat dipotong, resistensinya kan meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena darah ke atrium berkurang yang dapan menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan juga menurun. Proses tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi ulang, serta saat terjadi pernapasan pertama dapat menurunkan resistensi dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan pertama dapat menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah paru.
Terjadinya peningkatan sirkulasi paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatnya tekanan pada atrium kanan  akan terjadi penurunan atrium kiri, foramen ovale akan menutup, atau dengan pernapasan kadar oksigen dalam darah akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus arteriosus mengalami konstriksi dan menutup
Perubahan lain menutupnya vena umbilikus, duktus venosus, dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat di klem dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan ( Betz dan Sowden dalam Aziz, 2008).
4.1.5.      Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karna jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, keseimbangan luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal, serta renal Blood flow relatif kurang bila dibandingkan orang dewasa (Muslihatun, 2010).
Pada waktu lahir, terjadi perubahan fisiologik yang menyebabkan berkurangnya cairan ekstraseluler. Dengan ginjal yang makin matur dan beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin, ekskresi urin bertambah mengakibatkan berkurangnya cairan ekstraseluler (sebagai salah satu penyebab turunnya berat badan bayi baru lahir pada minggu minggu permulaan) (Saifuddin, 2006).
4.1.6.      Keseimbangan asam basa
Tingkat keasaman (PH) darah pada waktu lahir umumnya rendah karena glikolisis anaerobik. Namun, dalam waktu 24 jam, neonatus telah mengkompensasi asidosis ini (Dewi, 2010).
4.2. Rawat gabung
Gambar 2.2. Rawat Gabung
4.2.1.      Pengertian rawat Gabung
Rawat gabung adalah cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya.
Dengan kata lain rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan bayi bersama sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu waktu atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui bayinya.
4.2.2.      Pembagian Rawat Gabung
Menurut sifatnya, rawat gabung dibedakan menjadidua yaitu:
Ø  Rawat gabung kontinu, yaitu bayi berada disamping ibu terus menerus.
Ø  Rawat gabung intermitten, yaitu bayi hanya sewaktu waktu saja bersama ibu, misalnya pada saat akan menetek saja.
4.2.3.      Tujuan rawat gabung secara umum
Tujuan rawat gabung secara umum yaitu :
Ø   Membina hubungan emosional antara ibu dan bayi
Ø  Meningkatkan penggunaan ASI
Ø  Pencegahan infeksi dan
Ø   Pendidikan kesehatan bagi ibu.
Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar yang dilakukan oleh petugas.
4.2.4.      Syarat dilakukannya rawat gabung
Adapun Syarat dilakukannya rawat gabung antara lain yaitu :
Ø  Bayi lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong
Ø  Apabila bayi lahir dengan tindakan, rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat
Ø  Refleks menghisap baik.
Ø  Tidak ada tanda tanda infeksi dll.
Ø  Apabila bayi lahir dengan seksio sesarea dengan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu sadar dan bayi tidak mengantuk. ,4-6 jam setelah operasi usai.
Ø  Nilai APGAR >7
Ø  Umur kehamilan ≥37 minggu
Ø  Berat lahir ≥2.500 gram
Ø  Tidak terdapat tanda tanda infeksi intrapartum
Ø  Bayi dan ibu dalam keadaan sehat.
4.2.5.      Kontraindikasi Rawat Gabung
Dari ibu:
Ø  Kardiorespirasi tidak normal ( ibu ibu dengan Compensatio cordis tingkat III tidak dianjurkann menyusui)
Ø  Pascaeklamsi kesadaran belum baik.
Ø  Infeksi akut(tuberkulosis aktif), Hepatitis, HIV/AIDS, citomegalovirus (CMV), herpes, kanker payudara, dan psikosis.
Dari bayi:
Ø  Bayi kejang/ kesadaran menurun
Ø  Penyakit jantung/paru berat
Ø  Bayi yang memerlukan perawatan khusus/pengawasan intensif
Ø  Bayi dengan cacat bawaan tidak mampu menetek
4.2.6.      Manfaat rawat gabung
Manfaat rawat gabung antara lain :
4.2.6.1.Aspek fisik
ü  Mengurangi kemungkinan infeksi silang dari pasien lain atau petugas.
ü  Dengan menyusui dini kolostrum dapat memberikan kekebalan.
ü  Ibu dengan mudah dapat mengetahui perubahan perubahan yang terjadi pada bayinya  karena setiap saat dapat melihat bayinya.
4.2.6.2.Aspek Fisiologis
ü  Terjalin proses lekat akibat sentuhan badaniah antar ibu dan bayinya
ü  Bayi merasa terlindungi
4.2.6.3.Aspek edukatif
Ibu mempunyai pendidikan dan pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya.
4.2.6.4.Aspek ekonomi
Penghematan anggaran dan pengeluaran untuk pembelian susu buatan.
4.2.6.5.Aspek medis
Menurunkan terjadinya infeksi nosokominal juga menurunkan angka morbiditas dan mortalitas (Muslihatun, 2010).
4.3.Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan bagian yang terpenting dari setiap komponen perawatan bayi baru lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya masih kurang sempurna (Sudarti dan Endang, 2010)
Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut :
4.3.1.      Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
4.3.2.      Memakai sarung tangan bersih pada saat menengani bayi yang belum dimandikan.
4.3.3.      Memastikan semua peralatan termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola  karet  penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.
4.3.4.      Memastikan bahwa  semua pakaina, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih..
4.3.5.      Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan benda benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keaadaan bersih.
4.3.6.      Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari .
4.3.7.      Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
4.3.8.      Menjaga bayi dari orang orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir adalah :
4.3.9.      Pencegahan infeksi tali pusat
Gambar 2.3. Perawatan Tali Pusat
Caranya menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi, atau tanah. Pemakaian tali popok diletakkan di bawah tali pusat.
Apabila tali pusat kotor, cuci tali pusat dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan dan bungkus dengan kasa bersih dan steril. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya karena dapat menyebabkan infeksi tetanus yang bisa berakibat kematian.
Tanda tanda infeksi tali pusat yang harus diwaspadai, yaitu: kulit disekitar tali pusat bewarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan melaporkan segera ke dokter jika pada tali pusat ditemukan perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau berbau busuk 
4.3.10.  Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara pencegahannya dengan mencuci tangan terlebih dahulu, Membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat.
Dalam 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep, obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum. Biarkan obat tetap pada mata jangan dibersihkan. Setelah selesai merawat mata bayi, cuci tangan kembali. 
4.3.11.  Imunisasi
Pada daerah RESTI infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG harus diberikan pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosis pertama tetesan polio dianjurkan pada bayi segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu .
4.4.Asuhan Bayi usia 2-6 hari
4.4.1.      Pengumpulan Data
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan; penilaian adaptasi neonatal (SKOR APGAR, refleks); penialaian fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak kelainan morfologi/fisiologi);pemberian identifikasi meliputi jenis kelamin, berat badan, panjang badan ;serta menentukan penanganan yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menjadi 3 kategori:
Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi :
a.       Neonatus kurang bulan (Preterm infant): kurang 259 hari (37 minggu)
b.      Neonatus cukup bulan (term infant): 259-294 hari (31-42 minggu)
c.       Neonatus lebih bulan (postterm infant):lebih dari 294 hari (42 minggu lebih)
Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir :
a.       Neonatus berat lahir rendah : kurang dari 2500 gram.
b.      Neonatus berat cukup : antara 2500-4000 gram
c.       Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.
Ketiga klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi,
Dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilannya, yaitu neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB) apakah sesuai/kesil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK).
4.4.2.      Pengkajian  Fisik Bayi Baru Lahir
Pengkajian fisik bayi baru lahir dilakukan dalam 2 tahap yaitu:
Pertama, pengkajian segera setelah lahir
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir ke kehidupan luar uterus , yaitu dengan penilaian APGAR.
Kedua, pengkajian fisik
Pengkajian fisik bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir .
Berikut ini prosedur perawatan bayi segera setelah lahir (immediate care of the newborn).
1)      Mempelajari hasil anamnesis, meliputi : riwayat hamil, riwayat persalinan, riwayat keluarga.
2)      Menilai Skor APGAR.
Tabel 2.1. Penilaian APGAR
TANDA
0
1
2
Appearance
(warna kulit)
Blue
(seluruh tubuh biru atau pucat)
Body pink, limbs blue(tubuh kemerahan,ekstremitas biru)
All pink (seluru tubuh kemerahan)
Pulse (denyut jantung)
Absent (tidak ada)
<100
>100
Grimace (refleks)
None (tidak bereaksi)
Grimace (sedikit gerakan)
Cry (reaksi melawan,menangis)
Grimace
( tonus otot)
Limp (tidak bereaksi)
Some fleksion of limbs( ekstremitas sedikit fleksi)
Active movement, limbs well flexed (gerakan aktif, ekstremitas fleksi dengan baik)
Respiratory
(tonus otot)
None
(tidak ada)
Slow, irregular
(lambat,tidak teratur)
Good, strong cry
(menangis kuat)

3)      Melakukan resusitasi neonatus.
4)      Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jagan  terlalu pendek dan harus diawasi setiap hari,
5)      Memberikan identifikasi bayi dengan memberi gelang bayi
6)      Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda tanda vital
7)      Menentukan tempat perawatan
8)      Melakukan prosedur rujukan bila perlu.
Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai berikut:
1)      Menginformasikan prosedur dan meminta persetujuan orang tua
2)      Mencuci tangan dan keringkan.
3)      Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
4)      Memeriksa secara sistematis head to too
5)      Mengidentifikasi warna dan  aktivitas bayi.
6)      Mencatat miksi dan mekonium bayi.
7)      Mengukur lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, lingkar lengan atas, menimbang BB dan mengukur TB.
8)      Mendiskusikan hasil pemeriksaan dengan orang tua
9)      Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan Umum
1)      Pernapasan
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. Pada bayi kecil, mungkin terdapat retraksi dada ringan dan jika bayi berhenti nafas secara periodic selama beberapa detik masih dalam batas normal.
2)      Warna kulit
Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit lebih tebal.
3)      Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kalipermenit, tetapi dianggap masih normal jika diatas 160 kali permenit dalam jangka waktu pendek, bebrapa kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama bila bayi mengalami disstres. Jika ragu, ulangi perhitungan denyut jantung.
4)      Suhu aksiler
36,5 C sampai 37,5 C.
5)      Postur dan gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan longgar, dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi. Pada bayi dengan letak sungsang selama masa kehamilan, akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul dan lutut atau sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa dalam berbagai posisi sesuai bayi intrauterin. Jika kaki dapat diposisikan dalam posisi normal tanpa kesulitan, maka tida dibutuhkan terapi. Gerakan ekstremitas bayi harus secara spontan dan simetris disertai gerakan sendi penuh. Bayi normal dapat sedikit gemetar.
6)      Tonus otot/ tingkat kesadaran
Rintang normal tingkat kesadaranbayi baru lahir adalah mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat di tenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur.
7)      Ekstremitas
Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstremitas disentuh,dan pembengkakan.
8)      Kulit
Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan atau bercak hitam, tanda lahir/tanda mongol. Selama bayi dianggap normal, beberapa kelainan kulit juga dapat dianggap normal. Kelainan ini disebut milia, biasaanya terlihat pada hari pertama atau selanjuutny. Kulit tubuh, punggung dan abdomen yang terkelupas pada hari pertama juga masih dianggap normal.
9)      Tali pusat
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan mengkerut /mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.
10)  Berat badan
Normal 2500-4000 gram.
Pemeriksaan fisik (head to too)
1)      Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil,sutura,moulase,caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosefalus, rambut meliputi: jumlah,warna,dan adanya lanugo pada bahu dan punggung.
2)      Muka
Tanda-tanda paralitis, Ukuran, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran
3)      Mata
Ukuran, bentuk, posisi,(strabismus, pelebaran epicanthus) dan  kesimetrisan,kekeruhan kornea,katarak congenital,trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, pendarahan subkonjuntifa.
4)      Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran.
5)      Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan , kebersihan.
6)      Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulit kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks mengisap adakah labio/palatoskisis, trush sianosis.
7)      Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan tidorid,hemangioma, tanda abnormalitas, kromosom dan lain-lain.
8)      Klavikula dan lengan tangan.
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
9)      Dada
Bentuk dan kelainan, bentuk dada, putting susu gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan
10)  Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, pendarahan tali pusat, jumlah pemb ulu darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk simetriks/tidak palpasi hati, ginjal.
11)  Genitalia
Kelamin laki-laki: panjang penis,testis sudah turun berada dalam skotum, orifisium uretrae di ujung penis, kelainan (fimosis,hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan : labia mayora dan labia miyora, klitoris, orifisium fagina, orifisium uretra, secret dan lain-lain
12)  Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetriks/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinofarus/per eguinofalgus.
13)  Anus
Berlubang atau tidak, posisi, fungsi springter ani, adanya dresia ani, meconium plug sicdrom, mega colon
14)  Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura,kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spinabifi dakoma,mielomeningokel, lesung/bercak berambut dan lain-lain
15)  Pemeriksaan kulit
Ferniks caseosa lanugo, warna, udem, bercak, tanda lahir, memar.
16)  Refleks
Berkedip, babinski, merangkak, menari/ melangkah, ekstrusi gallants, moros, enck rhikting,palmar grasp, rethink, starcle, menghisap, toniknek
17)  Antropometri
BB, PB, LK, LD, LP, LLA
18)  Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah . bayi baru lahir normal biasanya kencing kebih dari 6 kali perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair 6-8 kali perhari. Di curigai diare bila frekuensi menibgkat, tinja hijau, atau mengandung lendir dan darah. Pendarahan fagin pda bayi baru lahir dapat terjadi beberapa hari pada minggu pertama kehidupan ini di anggap normal
4.4.3.      Rencana Asuhan Bayi usia 2-6 hari
4.4.3.1.Minum bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam waktu 30 menit ) atau dalam 3 jam setelah masuk ke rumah sakit, kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit upayakan ibu mendampingi dan tetap membberi ASI
Gambar 2.4.  Posisi Menyusui
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
ü  Menganjurkan ibu uintuk menyusui tanpa dijadwal siang malam (minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan.
ü  Bila bayi melepaskan isapan satu payudara berikan payudara yang lain.
ü  Tidak memaksakan bayi menyusu bila tidak mau, tidak melepaskan isapan sebelum bayi selesai menyusu,tidak memberikan minuman lain selain ASI, tidak menggunakan dot/empeng.
ü  Menganjurkan ibu hanya memberikan Asi saja pada 4-6 bulan pertama
ü  Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayidan payudara ibu dengan benar
ü  Menyusui dimulai apabila bayi siap, yaitu : mulut bayi membuka lebar, tampak rooting refleks, bayi melihat sekeliling dan bergerak.
ü  Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
ü  Cara melekatkan :menyentuh puting pada bibir, tunggu mulut bayi hingga terbuka lebar, gerakkan mulut ke arah puting sehingga bibir bawah jauh di belakang areola.
ü  Nilai perlekatan dan refleks menghisap: Dagu menyentuh payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut bayilebih luas daripada di bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan dan kadang berhenti.
ü  Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila bayi minum baik.
Beberapa ibu mungkin tidak bisa memberikan ASI secara langsung (menyusui) bayinya. Agar bayi tetap mendapatkan ASI ibunya , ibu perlu memeras ASInya untuk diberikan kepada bayinya dengan sendok, atau pipa NGT. Bila Ibu tidak dapat menyusui atau memeras ASI, berikan bayi susu formula bila ada.
4.4.3.2.Buang Air besar
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir pada   hari hari pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum,
mekonium adalah ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu . warna mekonium adalah hijau kehitam hitaman, lembut, terdiri atas : mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu.
Mekoneum ini keluar pertama kali dalam 24 jam setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnnya 2-3 hari setelah lahir. Mekoneum yang telah keluar dalam 24 jam menandakan anus bayi telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar, bidan/ petugas kesehatan haus mengkaji adanya kemungkinan atresia anii atau megakolon.
Warna feses bayi berubah kuning pada saat bayi berumur 4-5 hari. Bayi yang diberi ASI fesesnya menjadi lebih lembut, berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu formula feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau . Warna feses akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan.
Frekuensi BAB bayi sedikitnya sekali dalam sehari . Pemberian ASI cenderung membuat frekunsi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB lima kaliatau lebih dalam sehari . Pada saat bayi berumur 3-4 minggu, frekuensi BAB berkurang menjadi satu kali dalam 2-3 hari. Bayi dengan pemberian susu formula akan lebih sering BAB, tapi cenderung lebih sering mengalami konstipasi. Jika bayi tidak BAB atau feses tidak keluar, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji adanya distensi abdomen atau bising usus.
4.4.3.3.Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir sudah harus BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir. Hari selanjutnya Bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari.
Pada awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/ hari, meningkat menjadi 100-200 ml / hari pada akhir minggu pertama.  Warna urine keruh/ merah muda dan berangsur angsur jernih karena intake cairan meningkat. Jika dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.
4.4.3.4.Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan waktunya untuk tidur.Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15 % waktu yang digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85 % lainnya digunakan bayi untuk tidur
4.4.3.5.Kebersihan kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya infeksi. kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga,walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus di lakukan setiap hari.tetapi,bagian-bagian seperti muka,bokong,dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Sebaiknya sebelum memegang bayi terlebih dulu mencuci tangan.
Gambar 2.5.  Cara  Memandikan Bayi
Adapun cara memandikan bayi yaitu :
·         Mulai wajah, kepala, ke dada
·         Bersihkan mata dari luar kedalam. gunakan kapas yang dibasahi.
·         Basuh kepala,wajah,leher,dada,lengan, punggung, dan tungkai. perhatikan daerah lipatan.
·         Sabuni kepala dan badan. gunakan waslap dan pilih sabun bayi dengan formula tidak pedih dimata dengan pH balance
·         Bilas dengan air sampai bersih, keringkan bayi dengan handuk
4.4.3.6.Perawatan tali pusat
Apabila tali pusat kotor, cuci tali pusat dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan dan bungkus dengan kasa bersih dan steril. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya karena dapat menyebabkan infeksi tetanus yang bisa berakibat kematian.


4.4.3.7.Keamanan bayi
Hal hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Selain itu juga perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersendak dan jangan menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi.
4.4.3.8.Tanda tanda bahaya
ü  Pernapasan sulit / lebih dari 60x/menit.
ü  Terlalu hangat (>380C ) atau terlalu dingin (<360C )
ü  Bayi kulit kering ( terutama 24 jam pertama ) berwarna biru , pucat atau memar.
ü  Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengatuk berlebihan.
ü  Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah.
ü  Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau busuk,  keluar cairan, dan pernafasan sulit.
ü  Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek atau cair, sering berwana hijau tua, dan terdapat lendir atau darah.
ü  Menggigil, rewel, lemas, mengantunk, kejang, tidak bisa tenang, menagis terus menerus.
5.      Penutup
5.1. Rangkuman
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Terdapat beberapa perubahan fisiologis pada bayi baru lahir. Diantaranya perubahan pada sistem pernapasan, perubahan pada system peredaran darah, perubahan suhu, perubahan metabolism, dan perubahan keseimbangan asam basa.
Rawat gabung adalah cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh
Pencegahan infeksi merupakan bagian yang terpenting dari setiap komponen perawatan bayi baru lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya masih kurang sempurna. Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan cara cuci tangan sebelum dan setelah memegang bayi, perawatan tali pusat, imunisasi dll.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rencana asuhan bayi usia 2-6 hari antara lain yaitu : minum, BAB, BAK, Perawatan kulit, Perawatan tali pusat, keamanan, dan tanda tanda bahaya.
5.2.Soal latihan
1)      Jelaskan 4 macam mekanisme kehilangan panas pada bayi  berikut contohnya masing masing !
2)      Jelaskan  manfaat rawat gabung menurut yang kamu ketahui!
3)      Bagaimana cara pencegahan infeksi melalui perawatan tali pusat?
4)      Hal hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan pengkajian fisik bayi usia 2-6 hari?
5)      Sebutkan tanda tanda bahaya pada bayi !
Daftar Pustaka

Anonim. (2012). Cara Merawat tali pusar bayi agar tidak terkena infeksi. Retrived  Juni ,7 , 2012, available at http://seputarwanita.com/cara-merawat-tali-pusar-bayi-agar-tidak-terkena-infeksi/

Dewi,Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba Medika, Jakarta.
Fauziah, Tasniem. (2011). Mengapa ASI Exclusive Atau ASIX. Retrived    Juni, 7, 2012, available at http://www.ibu-hamil.com/category/menyusui/
Hidayat, A.Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika, Jakarta.
Hidayat, Muh. (2011). Rawat gabung( Rooming in). Retrived    Juni, 7, 2012, available at http://kkyazid.blogspot.com/2011/06/rawat-gabung-rooming-in.html
Maratussaliha. (2012). Pengkajian fisik Bayi Baru Lahir. Retrived    Juni, 7, 2012, available at http://maratussalihamegarezky.blogspot.com/2012/01/pengkajian-fisik-bayi-baru-lahir.html
Muis, Jayanti Sukma Hapsari. (2012). Mekanisme hilangnya panas bayi baru lahir. Retrived Juni, 7, 2012, available at http://amazingbiges.blogspot.com/2012/02/mekanisme-kehilangan-panas-bayi-baru.html
Muslihatun, Wafi Nur. (2010). Asuhan Neonatus, bayi dan Balita. Fitramaya, Yogyakarta.
Sudarti, dan Endang Khoirunnisa. (2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Nuha Medika, Yogyakarta.
Zamzam, Faizatunnisa. 2010. Tiga bulan Pertama Bersama si Buah hati. Retrived    Juni, 7, 2012, available at http://sha-nisa.blogspot.com/2010/12/tiga-bulan-pertama-bersama-sibuah-hati.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar