BAB II
KONSEP
ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA
Oleh
:Tasliyah Noor Ningtiyas
1.
Deskripsi
singkat
Mata
kuliah ini membahas tentang
adaptasi bayi baru lahir, rawat gabung, pencegahan infeksi dan asuhan bayi 2-6
hari
2.
Manfaat
Dengan
mempelajari konsep asuhan neonatus, bayi, dan balita mahasiswa diharapkan akan
mampu memberikan asuhan kebidanan pada
neonatus yang secara benar mengingat bahwasanya kurang baiknya penanganan bayi
baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan
cacat seumur hidup, bahkan kematian
3.
Sasaran
belajar
Setelah
mengikuti pertemuan ini, mahasiswa diharapkan akan mampu menjelaskan dan
menerapkan konsep asuhan
neonatus, bayi dan balita yang meliputi adaptasi bayi baru lahir, rawat gabung, pencegahan
infeksi dan asuhan bayi 2-6 hari
4.
Penyajian
4.1.
Adaptasi bayi baru lahir
Adaptasi
bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di
dalam uterus ke kehidupan di luar uterus . Kemampuan adaptasi fisiologis ini
disebut juga Homeostatis.
Homeostatis adalah kemampuan mempertahankan fungsi fungsi
vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan,
termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterin (Muslihatun,2010).
Beberapa perubahan
fisiologis yang dialami bayi baru lahir antara lain yaitu :
4.1.1. Sistem
pernapasan
Pernafasan pertama pada
bayi normal terjadi pada waktu 30 detik
pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli, selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan napas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan
di dalam. Untuk frekuensi dan dalamnya
nafas belum teratur. Apabila surfaktan kurang, maka alveoli akan kolaps dan paru paru kaku, sehingga terjadi
atelektatis.
Dalam
kondisi seperti ini (anoksia), neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya
karena adanya kelanjutan metabolisme anaerob
(Dewi, 2010).
4.1.2. Suhu
Tubuh
Bayi
baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi.

Gambar
2.1. Mekanisme Hilangnya panas pada bayi baru lahir
Terdapat empat kemungkin mekanisme yang dapat menyebabkan bayi
kehilangan panas yaitu
:
4.2.1.2.Konduksi
Konduksi adalah
kehilangan panas dari objek hangat dalam kontak langsung dengan objek yang
lebih dingin (Walsh, 2007).
Panas
dihantarkan dari tubuh bayi ke benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan
tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak
langsung).
Sebagai
contoh, konduksi bisa terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan,
memegang bayi saat tangan dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk
pemeriksaan bayi baru lahir (Dewi,
2010).
4.2.1.3.Radiasi
Kehilangan panas
melalui radiasi terjadi ketika panas dipancarkan dari bayi baru lahir keluar
dari tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek
yang mempunyai suhu berbeda).
Contohnya,
membiarkan bayi baru lahir dalam ruangan ber AC tanpa pemanas, membiarkan bayi
baru lahir dalam keadaan telanjang, atau menidurkan bayi baru lahir berdekatan
dengan ruangan yang dingin (Dewi, 2010).
4.2.1.4.Konveksi
Konveksi terjadi saat
panas hilang dari tubuh bayi ke udara di sekitarnya yang sedang bergerak
(jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara).
Contohnya
konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat
jendela, atau membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas
4.2.1.5.Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan
panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi
kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi
yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan
diselimuti.
Apabila bayi baru lahir diletakkan dalam
suhu kamar 25°C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan
evaporasi yang besarnya 200 kg/BB, sedangkan yang dibentuk hanya
sepersepuluhnya saja (Dewi, 2010)
4.1.3. Metabolisme
Luas
permukaan tubuh nonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga metabolisme
basal per kg BB akan lebih besar. Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru sehingga energi
diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.
Pada jam jam pertama energi didapatkan dari perubahan
karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapatkan susu kurang lebih pada hari ke enam, pemenuhan kebutuhan energy
bayi 60% didapatkan dari lemak dan 40% didapatkan dari karbohidrat.
(Muslihatun, 2010).
4.1.4. Sistem
peredaran darah
Pada
sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir,
yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses penghantaran oksigen ke
seluruh tubuh , maka terdapat perubahan, yaitu penutupan foramen ovale pada
atrium jantung dan dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan
aorta.
Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh
sistem pembuluh darah, dimana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah
mengubah tenaga dengan cara meningkatkan atau mengurangi resistensi.
Perubahan tekanan sistem pembuluh darah dapat terjadi
pada saat tali pusat dipotong, resistensinya kan meningkat dan tekanan atrium
kanan akan menurun karena darah ke atrium berkurang
yang dapan menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan
juga menurun. Proses tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi ulang,
serta saat terjadi pernapasan pertama dapat menurunkan resistensi dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan pertama
dapat menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang dapat
menurunkan resistensi pembuluh darah paru.
Terjadinya peningkatan sirkulasi paru mengakibatkan
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatnya
tekanan pada atrium kanan akan terjadi
penurunan atrium kiri, foramen ovale akan menutup, atau dengan pernapasan kadar
oksigen dalam darah akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus arteriosus
mengalami konstriksi dan menutup
Perubahan lain menutupnya vena umbilikus, duktus venosus,
dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam
beberapa menit setelah tali pusat di klem dan penutupan jaringan fibrosa
membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan ( Betz dan Sowden dalam Aziz, 2008).
4.1.5. Keseimbangan
air dan fungsi ginjal
Tubuh
bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum
sempurna karna jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, keseimbangan
luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal, serta renal Blood
flow relatif kurang bila dibandingkan orang dewasa (Muslihatun, 2010).
Pada waktu lahir, terjadi perubahan fisiologik yang
menyebabkan berkurangnya cairan ekstraseluler. Dengan ginjal
yang makin matur dan beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin, ekskresi urin
bertambah mengakibatkan berkurangnya cairan ekstraseluler (sebagai salah satu
penyebab turunnya berat badan bayi baru lahir pada minggu minggu permulaan)
(Saifuddin, 2006).
4.1.6. Keseimbangan
asam basa
Tingkat keasaman (PH) darah pada waktu
lahir umumnya rendah karena glikolisis anaerobik. Namun, dalam waktu 24 jam,
neonatus telah mengkompensasi asidosis ini (Dewi, 2010).
4.2.
Rawat gabung

Gambar 2.2. Rawat
Gabung
4.2.1. Pengertian
rawat Gabung
Rawat
gabung adalah cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan
melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama
selama 24 jam penuh dalam seharinya.
Dengan kata lain rawat gabung adalah suatu sistem
perawatan ibu dan bayi bersama sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga
memungkinkan sewaktu waktu atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui
bayinya.
4.2.2.
Pembagian Rawat Gabung
Menurut sifatnya,
rawat gabung dibedakan menjadidua yaitu:
Ø Rawat gabung kontinu, yaitu bayi berada disamping ibu
terus menerus.
Ø Rawat gabung intermitten, yaitu bayi hanya sewaktu waktu
saja bersama ibu, misalnya pada saat akan menetek saja.
4.2.3. Tujuan rawat gabung secara umum
Tujuan rawat gabung
secara umum yaitu :
Ø Membina
hubungan emosional antara ibu dan bayi
Ø Meningkatkan penggunaan ASI
Ø Pencegahan infeksi dan
Ø Pendidikan
kesehatan bagi ibu.
Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang
benar yang dilakukan oleh petugas.
4.2.4.
Syarat dilakukannya rawat gabung
Adapun Syarat
dilakukannya rawat gabung antara lain yaitu :
Ø
Bayi
lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong
Ø
Apabila
bayi lahir dengan tindakan, rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat
Ø
Refleks
menghisap baik.
Ø
Tidak
ada tanda tanda infeksi dll.
Ø
Apabila
bayi lahir dengan seksio sesarea dengan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan
setelah ibu sadar dan bayi tidak mengantuk. ,4-6 jam setelah operasi usai.
Ø
Nilai
APGAR >7
Ø
Umur
kehamilan ≥37 minggu
Ø
Berat
lahir ≥2.500 gram
Ø
Tidak
terdapat tanda tanda infeksi intrapartum
Ø
Bayi
dan ibu dalam keadaan sehat.
4.2.5.
Kontraindikasi
Rawat Gabung
Dari ibu:
Ø
Kardiorespirasi
tidak normal ( ibu ibu dengan Compensatio cordis tingkat III tidak
dianjurkann menyusui)
Ø
Pascaeklamsi
kesadaran belum baik.
Ø
Infeksi
akut(tuberkulosis aktif), Hepatitis, HIV/AIDS, citomegalovirus (CMV), herpes,
kanker payudara, dan psikosis.
Dari
bayi:
Ø
Bayi
kejang/ kesadaran menurun
Ø
Penyakit
jantung/paru berat
Ø
Bayi
yang memerlukan perawatan khusus/pengawasan intensif
Ø
Bayi
dengan cacat bawaan tidak mampu menetek
4.2.6. Manfaat rawat gabung
Manfaat rawat
gabung antara lain :
4.2.6.1.Aspek fisik
ü
Mengurangi
kemungkinan infeksi silang dari pasien lain atau petugas.
ü
Dengan
menyusui dini kolostrum dapat memberikan kekebalan.
ü
Ibu
dengan mudah dapat mengetahui perubahan perubahan yang terjadi pada
bayinya karena setiap saat dapat melihat
bayinya.
4.2.6.2.Aspek Fisiologis
ü Terjalin proses lekat akibat sentuhan badaniah antar ibu
dan bayinya
ü Bayi merasa terlindungi
4.2.6.3.Aspek edukatif
Ibu
mempunyai pendidikan dan pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui serta
merawat bayinya.
4.2.6.4.Aspek ekonomi
Penghematan
anggaran dan pengeluaran untuk pembelian susu
buatan.
4.2.6.5.Aspek medis
Menurunkan
terjadinya infeksi nosokominal juga menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
(Muslihatun, 2010).
4.3.Pencegahan
infeksi
Pencegahan
infeksi merupakan bagian yang terpenting dari setiap komponen perawatan bayi
baru lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi karena sistem
imunitasnya masih kurang sempurna (Sudarti dan Endang, 2010)
Tindakan
pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut :
4.3.1.
Mencuci
tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
4.3.2.
Memakai
sarung tangan bersih pada saat menengani bayi yang belum dimandikan.
4.3.3.
Memastikan
semua peralatan termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didisinfeksi
tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet
penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola
karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.
4.3.4.
Memastikan
bahwa semua pakaina, handuk, selimut
serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih..
4.3.5.
Memastikan
bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan benda benda lainnya
yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keaadaan bersih.
4.3.6.
Menganjurkan
ibu untuk menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap
hari .
4.3.7.
Membersihkan
muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan
sabun setiap hari.
4.3.8.
Menjaga
bayi dari orang orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang memegang
bayi sudah cuci tangan sebelumnya
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi pada bayi baru lahir adalah :
4.3.9.
Pencegahan
infeksi tali pusat

Gambar 2.3. Perawatan
Tali Pusat
Caranya
menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran
bayi, atau tanah. Pemakaian tali popok diletakkan di bawah tali pusat.
Apabila tali pusat kotor, cuci tali pusat dengan air bersih
yang mengalir lalu keringkan dan bungkus dengan kasa bersih dan steril.
Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya karena
dapat menyebabkan infeksi tetanus yang bisa berakibat kematian.
Tanda tanda infeksi tali pusat yang harus diwaspadai, yaitu:
kulit disekitar tali pusat bewarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau busuk.
Mengawasi dan melaporkan segera ke dokter jika pada tali pusat ditemukan
perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau berbau busuk
4.3.10.
Pencegahan
infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara
pencegahannya dengan mencuci tangan terlebih dahulu, Membersihkan kedua mata
bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang
telah dibersihkan dengan air hangat.
Dalam 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep, obat tetes
mata untuk mencegah oftalmia neonatorum. Biarkan obat tetap pada mata
jangan dibersihkan. Setelah selesai merawat mata bayi, cuci tangan
kembali.
4.3.11.
Imunisasi
Pada
daerah RESTI infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG harus diberikan pada bayi
segera setelah lahir. Pemberian dosis pertama tetesan polio dianjurkan pada
bayi segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu .
4.4.Asuhan
Bayi usia 2-6 hari
4.4.1.
Pengumpulan
Data
Penilaian
atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap
pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan; penilaian
adaptasi neonatal (SKOR APGAR, refleks); penialaian fisik neonatal secara
sistematik (ada/tidak kelainan morfologi/fisiologi);pemberian identifikasi
meliputi jenis kelamin, berat badan, panjang badan ;serta menentukan penanganan
yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menjadi 3
kategori:
Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi :
a.
Neonatus
kurang bulan (Preterm infant): kurang 259 hari (37 minggu)
b.
Neonatus
cukup bulan (term infant): 259-294 hari (31-42 minggu)
c.
Neonatus
lebih bulan (postterm infant):lebih dari 294 hari (42 minggu lebih)
Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir :
a.
Neonatus
berat lahir rendah : kurang dari 2500 gram.
b.
Neonatus
berat cukup : antara 2500-4000 gram
c.
Neonatus
berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.
Ketiga klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi,
Dideskripsikan
dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilannya,
yaitu neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB) apakah sesuai/kesil/besar
untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK).
4.4.2.
Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir
Pengkajian
fisik bayi baru lahir dilakukan dalam 2 tahap yaitu:
Pertama, pengkajian segera setelah lahir
Pengkajian
ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir ke kehidupan luar uterus
, yaitu dengan penilaian APGAR.
Kedua, pengkajian fisik
Pengkajian
fisik bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera
setelah lahir .
Berikut
ini prosedur perawatan bayi segera setelah lahir (immediate care of the
newborn).
1)
Mempelajari
hasil anamnesis, meliputi : riwayat hamil, riwayat persalinan, riwayat
keluarga.
2)
Menilai
Skor APGAR.
Tabel 2.1. Penilaian
APGAR
TANDA
|
0
|
1
|
2
|
Appearance
(warna
kulit)
|
Blue
(seluruh
tubuh biru atau pucat)
|
Body
pink, limbs blue(tubuh kemerahan,ekstremitas biru)
|
All
pink (seluru tubuh kemerahan)
|
Pulse
(denyut jantung)
|
Absent
(tidak ada)
|
<100
|
>100
|
Grimace
(refleks)
|
None
(tidak bereaksi)
|
Grimace
(sedikit gerakan)
|
Cry
(reaksi melawan,menangis)
|
Grimace
(
tonus otot)
|
Limp
(tidak bereaksi)
|
Some
fleksion of limbs( ekstremitas sedikit fleksi)
|
Active
movement, limbs well flexed (gerakan aktif, ekstremitas fleksi dengan baik)
|
Respiratory
(tonus
otot)
|
None
(tidak ada)
|
Slow,
irregular
(lambat,tidak
teratur)
|
Good, strong cry
(menangis kuat)
|
3)
Melakukan
resusitasi neonatus.
4)
Melakukan
perawatan tali pusat, pemotongan jagan
terlalu pendek dan harus diawasi setiap hari,
5)
Memberikan
identifikasi bayi dengan memberi gelang bayi
6)
Melakukan
pemeriksaan fisik dan observasi tanda tanda vital
7)
Menentukan
tempat perawatan
8)
Melakukan
prosedur rujukan bila perlu.
Prosedur
pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai
berikut:
1)
Menginformasikan
prosedur dan meminta persetujuan orang tua
2)
Mencuci
tangan dan keringkan.
3)
Memastikan
penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
4)
Memeriksa
secara sistematis head to too
5)
Mengidentifikasi
warna dan aktivitas bayi.
6)
Mencatat
miksi dan mekonium bayi.
7)
Mengukur
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, lingkar lengan atas, menimbang BB
dan mengukur TB.
8)
Mendiskusikan
hasil pemeriksaan dengan orang tua
9)
Mendokumentasikan
hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan
Umum
1)
Pernapasan
Pernafasan bayi baru lahir normal
30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase
ekspirasi. Pada bayi kecil, mungkin terdapat retraksi dada ringan dan jika bayi
berhenti nafas secara periodic selama beberapa detik masih dalam batas normal.
2)
Warna
kulit
Bayi baru lahir aterm kelihatan
lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit lebih tebal.
3)
Denyut
jantung
Denyut jantung bayi baru lahir
normal antara 100-160 kalipermenit, tetapi dianggap masih normal jika diatas
160 kali permenit dalam jangka waktu pendek, bebrapa kali dalam satu hari
selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama bila bayi mengalami disstres.
Jika ragu, ulangi perhitungan denyut jantung.
4)
Suhu
aksiler
36,5 C sampai 37,5 C.
5)
Postur
dan gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam
keadaan istirahat adalah kepalan tangan longgar, dengan lengan, panggul dan
lutut semi fleksi. Pada bayi dengan letak sungsang selama masa kehamilan, akan
mengalami fleksi penuh pada sendi panggul dan lutut atau sendi lutut ekstensi
penuh, sehingga kaki bisa dalam berbagai posisi sesuai bayi intrauterin. Jika
kaki dapat diposisikan dalam posisi normal tanpa kesulitan, maka tida
dibutuhkan terapi. Gerakan ekstremitas bayi harus secara spontan dan simetris
disertai gerakan sendi penuh. Bayi normal dapat sedikit gemetar.
6)
Tonus
otot/ tingkat kesadaran
Rintang normal tingkat
kesadaranbayi baru lahir adalah mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat di
tenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur.
7)
Ekstremitas
Periksa posisi, gerakan, reaksi
bayi bila ekstremitas disentuh,dan pembengkakan.
8)
Kulit
Warna kulit dan adanya verniks kaseosa,
pembengkakan atau bercak hitam, tanda lahir/tanda mongol. Selama bayi dianggap
normal, beberapa kelainan kulit juga dapat dianggap normal. Kelainan ini
disebut milia, biasaanya terlihat pada hari pertama atau selanjuutny. Kulit
tubuh, punggung dan abdomen yang terkelupas pada hari pertama juga masih
dianggap normal.
9)
Tali
pusat
Normal berwarna putih kebiruan pada
hari pertama, mulai kering dan mengkerut /mengecil dan akhirnya lepas setelah
7-10 hari.
10) Berat badan
Normal 2500-4000 gram.
Pemeriksaan fisik
(head to too)
1)
Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun
kecil,sutura,moulase,caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosefalus, rambut
meliputi: jumlah,warna,dan adanya lanugo pada bahu dan punggung.
2)
Muka
Tanda-tanda
paralitis, Ukuran, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata
dan kepala serta adanya gangguan pendengaran
3)
Mata
Ukuran, bentuk, posisi,(strabismus,
pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan,kekeruhan kornea,katarak
congenital,trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, pendarahan
subkonjuntifa.
4)
Telinga
Jumlah, bentuk, posisi,
kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan
pendengaran.
5)
Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola
pernapasan , kebersihan.
6)
Mulut
Bentuk
simetris/tidak, mukosa mulit kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada
gusi, refleks mengisap adakah labio/palatoskisis, trush sianosis.
7)
Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah
pembengkakan dan benjolan, kelainan tidorid,hemangioma, tanda abnormalitas,
kromosom dan lain-lain.
8)
Klavikula
dan lengan tangan.
Adakah fraktur klavikula, gerakan,
jumlah jari.
9)
Dada
Bentuk dan kelainan, bentuk dada,
putting susu gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan
10) Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada
saat menangis, pendarahan tali pusat, jumlah pemb ulu darah pada tali pusat,
dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk
simetriks/tidak palpasi hati, ginjal.
11) Genitalia
Kelamin laki-laki: panjang
penis,testis sudah turun berada dalam skotum, orifisium uretrae di ujung penis,
kelainan (fimosis,hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan : labia mayora dan
labia miyora, klitoris, orifisium fagina, orifisium uretra, secret dan
lain-lain
12) Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetriks/tidak,
jumlah jari, pergerakan, pes equinofarus/per eguinofalgus.
13) Anus
Berlubang atau tidak, posisi,
fungsi springter ani, adanya dresia ani, meconium plug sicdrom, mega colon
14) Punggung
Bayi tengkurap, raba
kurvatura,kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spinabifi
dakoma,mielomeningokel, lesung/bercak berambut dan lain-lain
15) Pemeriksaan kulit
Ferniks caseosa lanugo, warna,
udem, bercak, tanda lahir, memar.
16) Refleks
Berkedip, babinski, merangkak,
menari/ melangkah, ekstrusi gallants, moros, enck rhikting,palmar grasp,
rethink, starcle, menghisap, toniknek
17) Antropometri
BB, PB, LK, LD, LP, LLA
18) Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan
saluran gastrointestinal bagian bawah . bayi baru lahir normal biasanya kencing
kebih dari 6 kali perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair 6-8 kali perhari.
Di curigai diare bila frekuensi menibgkat, tinja hijau, atau mengandung lendir
dan darah. Pendarahan fagin pda bayi baru lahir dapat terjadi beberapa hari
pada minggu pertama kehidupan ini di anggap normal
4.4.3.
Rencana
Asuhan Bayi usia 2-6 hari
4.4.3.1.Minum bayi
Pastikan
bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam waktu 30 menit ) atau
dalam 3 jam setelah masuk ke rumah sakit, kecuali apabila pemberian minum harus
ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit upayakan ibu
mendampingi dan tetap membberi ASI

Gambar 2.4. Posisi Menyusui
Prosedur
pemberian ASI adalah sebagai berikut :
ü
Menganjurkan
ibu uintuk menyusui tanpa dijadwal siang malam (minimal 8 kali dalam 24 jam)
setiap bayi menginginkan.
ü
Bila
bayi melepaskan isapan satu payudara berikan payudara yang lain.
ü
Tidak
memaksakan bayi menyusu bila tidak mau, tidak melepaskan isapan sebelum bayi
selesai menyusu,tidak memberikan minuman lain selain ASI, tidak menggunakan
dot/empeng.
ü
Menganjurkan
ibu hanya memberikan Asi saja pada 4-6 bulan pertama
ü
Memperhatikan
posisi dan perlekatan mulut bayidan payudara ibu dengan benar
ü
Menyusui
dimulai apabila bayi siap, yaitu : mulut bayi membuka lebar, tampak rooting
refleks, bayi melihat sekeliling dan bergerak.
ü
Cara
memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus menghadap
payudara, hidung dekat puting susu.
ü
Cara
melekatkan :menyentuh puting pada bibir, tunggu mulut bayi hingga terbuka
lebar, gerakkan mulut ke arah puting sehingga bibir bawah jauh di belakang
areola.
ü
Nilai
perlekatan dan refleks menghisap: Dagu menyentuh payudara, mulut terbuka lebar,
bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut bayilebih luas daripada di
bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan dan kadang berhenti.
ü
Menganjurkan
ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila bayi minum baik.
Beberapa ibu
mungkin tidak bisa memberikan ASI secara langsung (menyusui) bayinya. Agar bayi
tetap mendapatkan ASI ibunya , ibu perlu memeras ASInya untuk diberikan kepada
bayinya dengan sendok, atau pipa NGT. Bila Ibu tidak dapat menyusui atau memeras ASI, berikan bayi
susu formula
bila ada.
4.4.3.2.Buang Air besar
Kotoran
yang dikeluarkan bayi baru lahir pada
hari hari pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum,
mekonium adalah ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir
yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16
minggu . warna mekonium adalah hijau kehitam hitaman, lembut, terdiri atas :
mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu.
Mekoneum ini keluar pertama kali dalam 24 jam setelah
lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnnya 2-3 hari setelah lahir. Mekoneum yang
telah keluar dalam 24 jam menandakan anus bayi telah berfungsi. Jika mekoneum
tidak keluar, bidan/ petugas kesehatan haus mengkaji adanya kemungkinan atresia
anii atau megakolon.
Warna feses bayi berubah kuning pada saat bayi berumur
4-5 hari. Bayi yang diberi ASI fesesnya menjadi lebih lembut, berwarna kuning
terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu formula feses cenderung berwarna
pucat dan agak berbau . Warna feses akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi
mendapatkan makanan.
Frekuensi BAB bayi sedikitnya sekali dalam sehari .
Pemberian ASI cenderung membuat frekunsi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada
hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi
akan BAB lima kaliatau lebih dalam sehari . Pada saat bayi berumur 3-4 minggu,
frekuensi BAB berkurang menjadi satu kali dalam 2-3 hari. Bayi dengan pemberian
susu formula akan lebih sering BAB, tapi cenderung lebih sering mengalami konstipasi. Jika bayi tidak BAB atau feses
tidak keluar, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji adanya distensi
abdomen atau bising usus.
4.4.3.3.Buang Air Kecil (BAK)
Bayi
baru lahir sudah harus BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir. Hari selanjutnya
Bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari.
Pada awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/ hari,
meningkat menjadi 100-200 ml / hari pada akhir minggu pertama. Warna urine keruh/ merah muda dan berangsur
angsur jernih karena intake cairan meningkat.
Jika dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan atau petugas
kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.
4.4.3.4.Tidur
Memasuki
bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan waktunya untuk
tidur.Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap.
Pada siang hari hanya 15 % waktu yang digunakan bayi dalam keadaan terjaga,
yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85
% lainnya digunakan bayi untuk tidur
4.4.3.5.Kebersihan kulit
Kulit
bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya infeksi. kebersihan
kulit bayi perlu benar-benar dijaga,walaupun mandi dengan membasahi seluruh
tubuh tidak harus di lakukan setiap hari.tetapi,bagian-bagian seperti
muka,bokong,dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Sebaiknya
sebelum memegang bayi terlebih dulu mencuci tangan.

Gambar 2.5. Cara Memandikan
Bayi
Adapun cara memandikan bayi yaitu :
·
Mulai
wajah, kepala, ke dada
·
Bersihkan
mata dari luar kedalam. gunakan kapas yang dibasahi.
·
Basuh
kepala,wajah,leher,dada,lengan, punggung, dan tungkai. perhatikan daerah
lipatan.
·
Sabuni
kepala dan badan. gunakan waslap dan pilih sabun bayi dengan formula tidak
pedih dimata dengan pH balance
·
Bilas
dengan air sampai bersih, keringkan bayi dengan handuk
4.4.3.6.Perawatan tali pusat
Apabila tali pusat kotor, cuci tali pusat dengan air bersih
yang mengalir lalu keringkan dan bungkus dengan kasa bersih dan steril.
Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya karena
dapat menyebabkan infeksi tetanus yang bisa berakibat kematian.
4.4.3.7.Keamanan bayi
Hal
hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan tetap
menjaganya, jangan sekalipun meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Selain
itu juga perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI,
karena bayi bisa tersendak dan jangan menggunakan alat penghangat di tempat
tidur bayi.
4.4.3.8.Tanda tanda bahaya
ü Pernapasan
sulit / lebih dari 60x/menit.
ü Terlalu hangat
(>380C ) atau terlalu dingin (<360C )
ü Bayi kulit
kering ( terutama 24 jam pertama ) berwarna biru , pucat atau memar.
ü Isapan saat
menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengatuk
berlebihan.
ü Tali pusat
merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah.
ü Terdapat
tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, dan pernafasan
sulit.
ü Tidak BAB dalam
3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek
atau cair, sering berwana hijau tua, dan terdapat
lendir atau darah.
ü Menggigil, rewel, lemas, mengantunk, kejang, tidak bisa
tenang, menagis terus menerus.
5.
Penutup
5.1.
Rangkuman
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus.
Terdapat beberapa perubahan fisiologis pada bayi baru lahir. Diantaranya
perubahan pada sistem pernapasan, perubahan pada system peredaran darah,
perubahan suhu, perubahan metabolism, dan perubahan keseimbangan asam basa.
Rawat gabung adalah cara perawatan ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar
atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh
Pencegahan infeksi merupakan bagian yang terpenting dari
setiap komponen perawatan bayi baru lahir. Bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi karena sistem imunitasnya masih kurang sempurna.
Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan cara cuci tangan
sebelum dan setelah memegang bayi, perawatan tali pusat, imunisasi dll.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rencana asuhan bayi usia 2-6 hari
antara lain yaitu : minum, BAB, BAK, Perawatan kulit, Perawatan tali pusat, keamanan,
dan tanda tanda bahaya.
5.2.Soal
latihan
1) Jelaskan
4 macam mekanisme kehilangan panas pada bayi
berikut contohnya masing masing !
2) Jelaskan manfaat rawat gabung menurut yang kamu
ketahui!
3) Bagaimana
cara pencegahan infeksi melalui perawatan tali pusat?
4) Hal
hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan pengkajian fisik bayi usia
2-6 hari?
5) Sebutkan
tanda tanda bahaya pada bayi !
Daftar Pustaka
Anonim. (2012). Cara Merawat tali pusar bayi agar tidak terkena infeksi. Retrived Juni ,7 , 2012, available at http://seputarwanita.com/cara-merawat-tali-pusar-bayi-agar-tidak-terkena-infeksi/
Dewi,Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba
Medika, Jakarta.
Fauziah, Tasniem. (2011). Mengapa ASI Exclusive Atau ASIX. Retrived Juni, 7, 2012, available at http://www.ibu-hamil.com/category/menyusui/
Hidayat,
A.Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Salemba Medika, Jakarta.
Hidayat, Muh. (2011). Rawat gabung( Rooming in). Retrived Juni, 7, 2012, available at http://kkyazid.blogspot.com/2011/06/rawat-gabung-rooming-in.html
Maratussaliha. (2012). Pengkajian fisik Bayi Baru Lahir. Retrived Juni, 7, 2012, available at http://maratussalihamegarezky.blogspot.com/2012/01/pengkajian-fisik-bayi-baru-lahir.html
Muis, Jayanti Sukma Hapsari. (2012). Mekanisme hilangnya panas bayi baru lahir.
Retrived Juni, 7, 2012, available at http://amazingbiges.blogspot.com/2012/02/mekanisme-kehilangan-panas-bayi-baru.html
Muslihatun,
Wafi Nur. (2010). Asuhan Neonatus, bayi dan Balita. Fitramaya, Yogyakarta.
Sudarti, dan
Endang Khoirunnisa. (2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Nuha Medika, Yogyakarta.
Zamzam, Faizatunnisa. 2010. Tiga bulan Pertama Bersama si Buah hati.
Retrived Juni, 7, 2012, available at http://sha-nisa.blogspot.com/2010/12/tiga-bulan-pertama-bersama-sibuah-hati.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar