Minggu, 11 Maret 2012

asfiksia berat


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2008, AKN (Angka Kematian Neonatus) di dunia adalah 26 per 1.000 kelahiran hidup. Di sisi lain, kelahiran dengan asfiksia menempati urutan ke-5, yaitu sebanyak 9% sebagai penyebab kematian anak tertinggi di dunia setelah penyakit lain, pneumonia, diare, dan kelahiran prematur ( WHO, 2010 ).
            Profil kesehatan Indonesia tahun 2008 menunjukkan bahwa, pada tahun 2007 Indonesia menempati posisi ke-3 untuk AKB (Angka Kematian Bayi) tertinggi di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yakni 34 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan posisi pertama ditempati oleh Laos dan Myanmar dengan AKB (Angka Kematian Bayi) sebesar 70 per 1.000  kelahiran hidup dan  posisi kedua ditempati oleh Kamboja dengan AKB (Angka Kematian Bayi) sebesar  67 per 1.000  kelahiran  hidup.
1
            Secara umum, AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia telah mengalami penurunan. Hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2008 menunjukkan AKB (Angka Kematian Bayi) pada tahun 2007 sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) sepanjang tahun 2002-2003 yaitu sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009).
            Dalam profil kesehatan Sulawesi Selatan tahun 2008, AKB (Angka Kematian Bayi) di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan di tahun 2007 yaitu menjadi  41 per 1.000 kelahiran hidup dibandingkan hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) selama tahun 2006 yaitu 36 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan SulSel, 2009).
            Dalam profil kesehatan Indonesia dijelaskan bahwa beberapa penyebab kematian bayi bermula dari masa kehamilan. Penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah disebabkan karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir) ( Dinas Kesehatan SulSel, 2009).
            Di lain pihak, Badan Penelitian dan  Pengembangan Kesehatan pada tahun  2008 melaporkan hasil riset kesehatan dasar  tahun 2007 bahwa telah terjadi pergeseran penyebab kematian untuk semua umur yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Penyebab kematian perinatal (0-7 hari) yang terbanyak adalah gangguan pernapasan (35,9%) dan kelahiran prematur (32,3%), sedangkan untuk usia (7-28 hari) penyebab kematian yang terbanyak adalah sepsis neonatorum (20,5%) dan kelainan kongenital (18,1%) (Badan Penelitian dan  Pengembangan Kesehatan, 2008).
            Dari 7,7 juta kematian bayi setiap tahun lebih dari separuh terjadi pada waktu perinatal atau usia di bawah 1 bulan. Tiga perempat dari kematian ini terjadi pada minggu pertama kehidupan. Penyebab kematian adalah asfiksia, trauma kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan, dan sebab sebab lain ( Saifuddin, 2008).
           Penelitian  menunjukkan bahwa 50 %  kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu di bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan  menyebabkan kelainan kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian (Dewi, 2010).
            Data yang diperoleh dari bagian rekam medik RSUD Syekh Yusuf periode Januari – November 2010 menunjukkan terdapat 1.974 kelahiran dimana 76 bayi (3,85%) mengalami asfiksia dan sisanya 1.898 bayi (96,1%) yang tidak mengalami asfiksia.
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi asuhan kebidanan. Oleh karena itu, bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar dapat mengorganisasikan semua unsur-unsur yang terlibat dalam pelayanannya dengan baik dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak .
Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam. Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan  baik dan benar. Sesuatu tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani:
إن الله يحب إذا عمل أحدكم عملا أن يتقنه
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas)”. (HR Thabrani)
Arah perkembangan yang jelas, landasan yang mantap dan cara-cara mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah SWT (Salahuddin, 2010).
Melihat data angka kematian bayi yang cukup tinggi di ASEAN serta masih tingginya kematian bayi karena asfiksia, menunjukkan bahwa masalah ini membutuhkan penanganan yang tepat karena akan mempengaruhi perkembangan dan kualitas generasi di masa yang akan datang. Mengingat pentingnya masalah ini, maka penulis tertarik untuk melakukan pengkajian tentang kasus asfiksia bayi baru lahir di RSUD Syekh Yusuf Gowa.
B.     Ruang Lingkup Pembahasan
            Bahan studi kasus menggunakan pendekatan  proses manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia berat di RSUD  Syekh Yusuf Gowa
C.    Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia berat berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan di RSUD Syekh Yusuf
Gowa  sesuai dengan wewenang  bidan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Melaksanakan pengkajian dan analisa data dasar pada bayi baru lahir dengan asfiksia berat  di RSUD Syekh Yusuf  Gowa
b.      Mengidentifikasi diagnosa/masalah aktual pada bayi baru lahir dengan asfiksia berat  di RSUD Syekh Yusuf  Gowa.
c.       Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial pada bayi baru lahir dengan dengan asfiksia berat  di RSUD Syekh Yusuf  Gowa.
d.      Melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia berat di RSUD Syekh Yusuf  Gowa.
e.       Menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia berat  di RSUD Syekh Yusuf  Gowa.
f.       Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia berat  di RSUD Syekh Yusuf  Gowa.
g.      Mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia berat  di RSUD Syekh Yusuf  Gowa.
h.      Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia berat  di RSUD Syekh Yusuf  Gowa.
D.    Manfaat Penulisan
1.      Instansi
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada instansi terkait dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

2.      Institusi
Sebagai bahan ilmiah atau bahan bacaan untuk penulisan berikutnya
3.      Penulis
Dapat memperluas wawasan keilmuan dan menjadi sarana pengembangan diri melalui penulisan karya tulis ilmiah dan merupakan pengalaman berharga bagi penulis.
E.     Metode Penulisan
Metode yang digunakan untuk penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
1.      Studi Kepustakaan
Yaitu dengan membaca buku buku dan mempelajari literatur yang berhubungan dengan asfiksia.
2.      Studi Kasus
Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan kebidanan yang meliputi : pengkajian dan analisa data dasar, mengidentifikasi diagnosa/masalah aktual, mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial, melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi, menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan asuhan kebidanan, mengevaluasi asuhan kebidanan serta mendokumentasikan asuhan kebidanan, untuk menghimpun data dan informasi dalam pengkajian dilakukan dengan menggunakan tehnik :
a.       Anamnesa
Mengadakan tanya jawab langsung dengan ibu dan petugas di ruang
perinatologi yang berhubungan dengan masalah bayi.
b.      Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematik mulai dari kepala sampai kaki meliputi pemeriksaan  inspeksi, palpasi, perkusi, dan  auskultasi.
c.       Studi Dokumentasi
Dengan membaca dan mempelajari status serta menginterpretasikan data yang berhubungan dengan bayi, baik bersumber dari catatan dokter, bidan maupun sumber lain yang menunjang.
d.      Diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yakni dokter, bidan maupun pembimbing karya tulis ilmiah serta sumber lain yang menunjang.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar