PERTEMUAN KE IV
D.
ASUHAN BAYI 2-6 HARI
1.
Pengumpulan Data
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara
lain meliputi penilaian tahap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia
kehamilan; penilaian adaptasi neonatal (SKOR APGAR, refleks); penialaian fisik
neonatal secara sistematik (ada/tidak kelainan morfologi/fisiologi);pemberian
identifikasi meliputi jenis kelamin, berat badan, panjang badan ;serta
menentukan penanganan yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus),
dibedakan menjadi 3 kategori:
Pertama, klasifikasi neonatus
menurut masa gestasi :
a.
Neonatus kurang bulan (Preterm infant): kurang 259
hari (37 minggu)
b.
Neonatus cukup bulan (term infant): 259-294 hari
(31-42 minggu)
c.
Neonatus lebih bulan (postterm infant):lebih dari 294
hari (42 minggu lebih)
Kedua, klasifikasi neonatus
menurut berat lahir :
a.
Neonatus berat lahir rendah : kurang dari 2500 gram.
b.
Neonatus berat cukup : antara 2500-4000 gram
c.
Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.
Ketiga
klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi,
Dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir
yang sesuai untuk masa kehamilannya, yaitu neonatus cukup/kurang/lebih bulan
(NCB/NKB/NLB) apakah sesuai/kesil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK).
2.
Pengkajian Fisik
Bayi Baru Lahir
Pengkajian fisik bayi baru lahir dilakukan dalam 2 tahap
yaitu:
Pertama, pengkajian segera
setelah lahir
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi baaayi
baru lahir ke kehidupan luar uterus , yaitu dengan penilaian APGAR.
Kedua, pengkajian fisik
Pengkajian fisik bayi baru lahir merupakan bagian dari
prosedur perawatan bayi segera setelah lahir . Berikut ini prosedur perawatan
bayi segera setelah lahir (immediate care of the newborn).
a.
Mempelajari hasil anamnesis, meliputi : riwayat hamil,
riwayat persalinan, riwayat keluarga.
b.
Menilai Skor APGAR.
c.
Melakukan resusitasi neonatus.
d.
Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jagan terlalu pendek dan harus diawasi setiap hari,
e.
Memberikan identifikasi bayi dengan memberi gelang bayi
f.
Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda tanda
vital
g.
Menentukan tempat perawatan
h.
Melakukan prosedur rujukan bila perlu.
Prosedur
pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai
berikut:
a.
Menginformasikan prosedur dan meminta persetujuan orang
tua
b.
Mencuci tangan dan keringkan.
c.
Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
d.
Memeriksa secara sistematis head to too
e.
Mengidentifikasi warna dan aktivitas bayi.
f.
Mencatat miksi dan mekonium bayi.
g.
Mengukur lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut,
lingkar lengan atas, menimbang BB dan mengukur TB.
h.
Mendiskusikan hasil pemeriksaan dengan orang tua
i.
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan Umum
a.
Pernapasan
b.
Warna kulit
c.
Denyut jantung
d.
Suhu aksiler
e.
Postur dan gerakan
f.
Tonus otot/ tingkat kesadaran
g.
Ekstremitas
h.
Kulit
i.
Tali pusat
j.
Berat badan
Pemeriksaan fisik (head to too)
a.
Kepala
b.
Muka
c.
Mata
d.
Telinga
e.
Hidung
f.
Mulut
g.
Leher
h.
K lavikula dan lengan tangan.
i.
Dada
j.
Abdomen
k.
Genitalia
l.
Tungkai dan kaki
m.
Anus
n.
Punggung
o.
Pemeriksaan kulit
p.
Refleks
q.
Antropometri
r.
Eliminasi
Pemeriksaan labolatorium
a.
Nilai labolatorium darah neonatus normal
b.
Nilai labolatorium cairan otak neonatus normal
3.
Rencana Asuhan Bayi usia 2-6 hari
a.
Minum bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir
(dalam waktu 30 menit ) atau dalam 3 jam setelah masuk ke rumah sakit, kecuali
apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi
dirawat di rumah sakit upayakan ibu mendampingi dan tetap membberi ASI
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1)
Menganjurkan ibu uintuk menyusui tanpa dijadwal siang
malam (minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan.
2)
Bila bayi melepaskan isapan satu payudara berikan
payudara yang lain.
3)
Tidak memaksakan bayi menyusu bila tidak mau, tidak
melepaskan isapan sebelum bayi selesai menyusu,tidak memberikan minuman lain
selain ASI, tidak menggunakan dot/empeng.
4)
Menganjurkan ibu hanya memberikan Asi saja pada 4-6 bulan
pertama
5)
Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayidan
payudara ibu dengan benar
6)
Menyusui dimulai apabila bayi siap, yaitu : mulut bayi
membuka lebar, tampak rooting refleks, bayi melihat sekeliling dan bergerak.
7)
Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan
tubuh lurus menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
8)
Cara melekatkan :menyentuh puting pada bibir, tunggu
mulut bayi hingga terbuka lebar, gerakkan mulut ke arah puting sehingga bibir
bawah jauh di belakang areola.
9)
Nilai perlekatan dan refleks menghisap: Dagu menyentuh
payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut
bayilebih luas daripada di bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan dan kadang
berhenti.
10) Menganjurkan ibu
melanjutkan menyusui eksklusif, apabila bayi minum baik.
Beberapa ibu
mungkin tidak bisa memberikan ASI secara langsung (menyusui) bayinya. Agar bayi
tetap mendapatkan ASI ibunya , ibu perlu memeras ASInya untuk diberikan kepada
bayinya dengan sendok, atau pipa NGT. Berikut cara memeras ASI.
1)
Mencuci tangan bersih
2)
Memeras sedikit ASI dan oleskan pada puting dan daerah
sekitar
3)
Duduk nyaman,
meletakkan wadah steril bermulut lebar (dari bahan gelas) di bawah payudara .
4)
Mulai memeras ASI dengan cara:
a)
Menopang payudara dengann 4 jari, ibu jari di atas
areola.
b)
Memencet areola diantara ibu jari dan jari lain sambil
menekan payudara ke arah dada.
c)
Memeras Asi tiap payudara paling tidak 4 menit, memeras
payudara lain juga 4 menit.
d)
Melanjutkan memeras bergantian minimal 20-30 menit.
e)
Bila ASI tidak mengalir lancar , Bantu ibu teknik yang
benar, kompres dengan air hangat, minta seseorang memijat punggungdan leher ibu
dengan rileks
f)
Apabila ASI peras tidak akan segera diberikan , beri
label dan simpan dalam lemari es, dan gunakan dalam waktu 24 jam , atau bekukan
ASI peras,(bila tetap dijaga membeku pada suhu -20°c ,) paling lama 6 bulan.
Ø
Hangatkan Asi peras yang dibekukan atau didinginkan
dengan merndam di air panas (sekitar 40°C)
Ø
Gunakan ASI pada waktunya , jangan disimpan kembali di
dalam lemari es bila tersisa.
Ø
Jangan merebus ASI peras.
g)
Anj urkan ibu untuk memeras ASI paling tidak 8 kali dalam
24 jam. Setiap kali peras ASI sebanyak mungkin yang dibutuhkan bayi atau lebih
h)
Anjurkan dan beri dukungan ibu untuk segera memulai
menyusui sesegera mungkin.
i)
Memberikan ASI peras dengan cangkir
Memberikan susu formula
Bila Ibu tidak dapat menyusui atau memeras ASI, berikan bayi
susu formula
bila ada. Cara dalam
menyiapkan PASI (susu formula), antara lain :
a)
Gunakan cara
aseptik dalam menyiapkan susu formula cair maupun yang bubuk (cuci tangan
dengan sabun), gunakan peralatan dan wadah yang sudah steril serta air yang
sudah direbus ( dididihkan selama 10
menit).
b)
Gunakan susu
formula steril yang siap pakai 4 jam, setelah dibuka wadahnya.
c)
Cuci tangan
dengan sabun
d)
Didihkan air
selama 10 menit
e)
Cuci cangkir aau
peralatan yang digunakan untuk member minum dengan air dan sabun, dan bila
mungkin bilas dengan air panas.
f)
Takar susu bubuk
dan air yang diperlukan, campur dengan mengocok. Tuangkan susu formula yang
diperlukan dalam cangkir dan berikan pada bayi.
g)
Simpan sisanya
ke dalam lemari pendingin maksimal 24 jam. Tandai wadahnya dan kapan wdahnya
dibuka.
h)
Cuci cangkir dan
peralatan yang digunakan untuk member minum setiap ali selesai digunakan.
i)
Bila bayi kecil
(missal berat bayi <2500 gram atau umur kehamilan < 37 minggu), gunakan
susu formula khusus untuk bayi kecil atau prematur.
b. Buang Air besar
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir pada hari hari pertama kehidupannya adalah berupa
mekoneum, mekonium adalah ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang
diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu .
warna mekonium adalah hijau kehitam hitaman, lembut, terdiri atas : mukus, sel
epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu. Mekoneum ini
keluar pertama kali dalam 24 jam setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan
seluruhnnya 2-3 hari setelah lahir. Mekoneum yang telah keluar dalam 24 jam
menandakan anus bayi telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar, bidan/
petugas kesehatan haus mengkaji adanya kemungkinan atresia anii atau megakolon.
Warna feses
bayi berubah kuning pada saat bayi berumur 4-5 hari. Bayi yang diberi ASI
fesesnya menjadi lebih lembut, berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi
yang diberi susu formula feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau . Warna
feses akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan.
Frekuensi BAB bayi sedikitnya sekali dalam sehari . Pemberian ASI cenderung
membuat frekunsi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI
sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB lima kaliatau
lebih dalam sehari . Pada saat bayi berumur 3-4 minggu, frekuensi BAB berkurang
menjadi satu kali dalam 2-3 hari. Bayi dengan pemberian susu formula akan lebih
sering BAB, tapi cenderung lebih serinh mengalami konstipasi. Jika bayi tidak
BAB atau feses tidak keluar, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji adanya
distensi abdomen atau bising usus.
c.
Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir sudah harus BAK dalam waktu 24 jam
setelah lahir. Hari selanjutnya Bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari.. Pada
awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/ hari, meningkat menjadi 100-200 ml
/ hari pada akhir minggu pertama. Warna
urine keruh/ merah muda dan berangsur angsur jernih karena intake cairan
meningkat . Jika dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan atau petugas kesehatan
harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.
d.
Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir
menghabiskan waktunya untuk tidur.Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau
tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15 % waktu yang digunakan
bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan
mengantuk. Sisa waktu yang 85 % lainnya digunakan bayi untuk tidur
e.
Kebersihan kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan
terjadinya infeksi. IU
f.
Perawatan tali pusat
g.
Keamanan bayi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar