Jumat, 06 April 2012

bahan ajar askeb neonatus (pertemuan4 belum selesai)


            PERTEMUAN KE IV
D.    ASUHAN BAYI 2-6 HARI
1.      Pengumpulan Data
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan; penilaian adaptasi neonatal (SKOR APGAR, refleks); penialaian fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak kelainan morfologi/fisiologi);pemberian identifikasi meliputi jenis kelamin, berat badan, panjang badan ;serta menentukan penanganan yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menjadi 3 kategori:
Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi :
a.       Neonatus kurang bulan (Preterm infant): kurang 259 hari (37 minggu)
b.      Neonatus cukup bulan (term infant): 259-294 hari (31-42 minggu)
c.       Neonatus lebih bulan (postterm infant):lebih dari 294 hari (42 minggu lebih)
Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir :
a.       Neonatus berat lahir rendah : kurang dari 2500 gram.
b.      Neonatus berat cukup : antara 2500-4000 gram
c.       Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.
Ketiga klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi,
Dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilannya, yaitu neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB) apakah sesuai/kesil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK).
2.      Pengkajian  Fisik Bayi Baru Lahir
Pengkajian fisik bayi baru lahir dilakukan dalam 2 tahap yaitu:
Pertama, pengkajian segera setelah lahir
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi baaayi baru lahir ke kehidupan luar uterus , yaitu dengan penilaian APGAR.
Kedua, pengkajian fisik
Pengkajian fisik bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir . Berikut ini prosedur perawatan bayi segera setelah lahir (immediate care of the newborn).
a.       Mempelajari hasil anamnesis, meliputi : riwayat hamil, riwayat persalinan, riwayat keluarga.
b.      Menilai Skor APGAR.
c.       Melakukan resusitasi neonatus.
d.      Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jagan  terlalu pendek dan harus diawasi setiap hari,
e.       Memberikan identifikasi bayi dengan memberi gelang bayi
f.       Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda tanda vital
g.      Menentukan tempat perawatan
h.      Melakukan prosedur rujukan bila perlu.
Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai berikut:
a.       Menginformasikan prosedur dan meminta persetujuan orang tua
b.      Mencuci tangan dan keringkan.
c.       Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
d.      Memeriksa secara sistematis head to too
e.       Mengidentifikasi warna dan  aktivitas bayi.
f.       Mencatat miksi dan mekonium bayi.
g.      Mengukur lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, lingkar lengan atas, menimbang BB dan mengukur TB.
h.      Mendiskusikan hasil pemeriksaan dengan orang tua
i.        Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan Umum
a.       Pernapasan
b.      Warna kulit
c.       Denyut jantung
d.      Suhu aksiler
e.       Postur dan gerakan
f.       Tonus otot/ tingkat kesadaran
g.      Ekstremitas
h.      Kulit
i.        Tali pusat
j.        Berat badan
Pemeriksaan fisik (head to too)
a.       Kepala
b.      Muka
c.       Mata
d.      Telinga
e.       Hidung
f.       Mulut
g.      Leher
h.      K lavikula dan lengan tangan.
i.        Dada
j.        Abdomen
k.      Genitalia
l.        Tungkai dan kaki
m.    Anus
n.      Punggung
o.      Pemeriksaan kulit
p.      Refleks
q.      Antropometri
r.        Eliminasi
Pemeriksaan labolatorium
a.       Nilai labolatorium darah neonatus normal
b.      Nilai labolatorium cairan otak neonatus normal
3.      Rencana Asuhan Bayi usia 2-6 hari
a.       Minum bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam waktu 30 menit ) atau dalam 3 jam setelah masuk ke rumah sakit, kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit upayakan ibu mendampingi dan tetap membberi ASI
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1)      Menganjurkan ibu uintuk menyusui tanpa dijadwal siang malam (minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan.
2)      Bila bayi melepaskan isapan satu payudara berikan payudara yang lain.
3)      Tidak memaksakan bayi menyusu bila tidak mau, tidak melepaskan isapan sebelum bayi selesai menyusu,tidak memberikan minuman lain selain ASI, tidak menggunakan dot/empeng.
4)      Menganjurkan ibu hanya memberikan Asi saja pada 4-6 bulan pertama
5)      Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayidan payudara ibu dengan benar
6)      Menyusui dimulai apabila bayi siap, yaitu : mulut bayi membuka lebar, tampak rooting refleks, bayi melihat sekeliling dan bergerak.
7)      Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
8)      Cara melekatkan :menyentuh puting pada bibir, tunggu mulut bayi hingga terbuka lebar, gerakkan mulut ke arah puting sehingga bibir bawah jauh di belakang areola.
9)      Nilai perlekatan dan refleks menghisap: Dagu menyentuh payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut bayilebih luas daripada di bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan dan kadang berhenti.
10)  Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila bayi minum baik.
Beberapa ibu mungkin tidak bisa memberikan ASI secara langsung (menyusui) bayinya. Agar bayi tetap mendapatkan ASI ibunya , ibu perlu memeras ASInya untuk diberikan kepada bayinya dengan sendok, atau pipa NGT. Berikut cara memeras ASI.
1)      Mencuci tangan bersih
2)      Memeras sedikit ASI dan oleskan pada puting dan daerah sekitar
3)      Duduk  nyaman, meletakkan wadah steril bermulut lebar (dari bahan gelas) di bawah payudara .
4)      Mulai memeras ASI dengan cara:
a)      Menopang payudara dengann 4 jari, ibu jari di atas areola.
b)      Memencet areola diantara ibu jari dan jari lain sambil menekan payudara ke arah dada.
c)      Memeras Asi tiap payudara paling tidak 4 menit, memeras payudara lain juga 4 menit.
d)     Melanjutkan memeras bergantian minimal 20-30 menit.
e)      Bila ASI tidak mengalir lancar , Bantu ibu teknik yang benar, kompres dengan air hangat, minta seseorang memijat punggungdan leher ibu dengan rileks
f)       Apabila ASI peras tidak akan segera diberikan , beri label dan simpan dalam lemari es, dan gunakan dalam waktu 24 jam , atau bekukan ASI peras,(bila tetap dijaga membeku pada suhu -20°c ,) paling lama 6 bulan.
Ø  Hangatkan Asi peras yang dibekukan atau didinginkan dengan merndam di air panas (sekitar 40°C)
Ø  Gunakan ASI pada waktunya , jangan disimpan kembali di dalam lemari es bila tersisa.
Ø  Jangan merebus ASI peras.
g)      Anj urkan ibu untuk memeras ASI paling tidak 8 kali dalam 24 jam. Setiap kali peras ASI sebanyak mungkin yang dibutuhkan bayi atau lebih
h)      Anjurkan dan beri dukungan ibu untuk segera memulai menyusui sesegera mungkin.
i)        Memberikan ASI peras dengan cangkir
Memberikan susu formula
Bila Ibu tidak dapat menyusui atau memeras ASI, berikan bayi susu formula bila ada. Cara dalam menyiapkan PASI (susu formula), antara lain :
a)      Gunakan cara aseptik dalam menyiapkan susu formula cair maupun yang bubuk (cuci tangan dengan sabun), gunakan peralatan dan wadah yang sudah steril serta air yang sudah direbus  ( dididihkan selama 10 menit).
b)      Gunakan susu formula steril yang siap pakai 4 jam, setelah dibuka wadahnya.
c)      Cuci tangan dengan sabun
d)     Didihkan air selama 10 menit
e)      Cuci cangkir aau peralatan yang digunakan untuk member minum dengan air dan sabun, dan bila mungkin bilas dengan air panas.
f)       Takar susu bubuk dan air yang diperlukan, campur dengan mengocok. Tuangkan susu formula yang diperlukan dalam cangkir dan berikan pada bayi.
g)      Simpan sisanya ke dalam lemari pendingin maksimal 24 jam. Tandai wadahnya dan kapan wdahnya dibuka.
h)      Cuci cangkir dan peralatan yang digunakan untuk member minum setiap ali selesai digunakan.
i)        Bila bayi kecil (missal berat bayi <2500 gram atau umur kehamilan < 37 minggu), gunakan susu formula khusus untuk bayi kecil atau prematur.
b.      Buang Air besar
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir pada   hari hari pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum, mekonium adalah ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu . warna mekonium adalah hijau kehitam hitaman, lembut, terdiri atas : mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu. Mekoneum ini keluar pertama kali dalam 24 jam setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnnya 2-3 hari setelah lahir. Mekoneum yang telah keluar dalam 24 jam menandakan anus bayi telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar, bidan/ petugas kesehatan haus mengkaji adanya kemungkinan atresia anii atau megakolon.
      Warna feses bayi berubah kuning pada saat bayi berumur 4-5 hari. Bayi yang diberi ASI fesesnya menjadi lebih lembut, berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu formula feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau . Warna feses akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan. Frekuensi BAB bayi sedikitnya sekali dalam sehari . Pemberian ASI cenderung membuat frekunsi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB lima kaliatau lebih dalam sehari . Pada saat bayi berumur 3-4 minggu, frekuensi BAB berkurang menjadi satu kali dalam 2-3 hari. Bayi dengan pemberian susu formula akan lebih sering BAB, tapi cenderung lebih serinh mengalami konstipasi. Jika bayi tidak BAB atau feses tidak keluar, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji adanya distensi abdomen atau bising usus.
c.       Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir sudah harus BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir. Hari selanjutnya Bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari.. Pada awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/ hari, meningkat menjadi 100-200 ml / hari pada akhir minggu pertama.  Warna urine keruh/ merah muda dan berangsur angsur jernih karena intake cairan meningkat . Jika dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.
d.      Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan waktunya untuk tidur.Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15 % waktu yang digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85 % lainnya digunakan bayi untuk tidur
e.       Kebersihan kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya infeksi. IU



f.       Perawatan tali pusat
g.      Keamanan bayi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar